Describes some local food
Bika ambon dari Medan
Bika ambon adalah sejenis penganan asal Indonesia. Terbuat dari bahan-bahan seperti telur, gula, dan santan, bika ambon umumnya dijual dengan rasa pandan, meskipun kini juga tersedia rasa-rasa lainnya seperti durian, keju, dan cokelat.
Bika ambon biasanya dapat bertahan dalam kondisi terbaik selama sekitar
empat hari karena setelah itu kue tersebut mulai mengeras.
Menurut penjelasan M Muhar Omtatok, seorang budayawan dan
sejarawan, kue bika ambon terilhami dari kue khas Melayu yaitu Bika atau
Bingka. Selanjutnya dimodifikasi dengan bahan pengembang berupa
nira/tuak enau hingga berongga dan berbeda dari kue Bika atau Bingka
khas Melayu itu. Selanjutnya M Muhar Omtatok menyebutkan bahwa kue ini
disebut bika ambon karena pertama sekali dijual dan popular di simpang
Jl Ambon-Sei Kera Medan.
Bika ambon dikenal sebagai oleh-oleh khas Kota Medan, Sumatera Utara. Di Medan, Jalan Mojopahit di daerah Medan Petisah terdapat sedikitnya 30 toko yang menjual kue ini. Setiap toko di lokasi ini bisa menjual lebih dari 1.000 bungkus bika ambon perhari apabila menjelang hari raya.[1]
Diperkirakan, sebutan bika ambon muncul dari kebiasaan masyarakat yang
dahulu baru mengenal bika yang diproduksi di Jalan Ambon, Medan.
Penyebutan bika ambon akhirnya menjadi tradisi seiring dengan
berkembangnya industri makanan ini.
Nama Bika sendiri menurut sumber terilhami dari kue khas Melayu yaitu
Bika atau Bingka yang kemudian dimodifikasi dengan menambahkan
pengembang dari bahan Nira atau tuak Enau agar dan menjadi berbeda dari
kue Bika atau Bingka khas Melayu tersebut. Bika Ambon nampaknya mulai
beradaptasi mengikuti laju zamannya. Kini, Bika Ambon tidak lagi hanya
berwarna kuning, namun berbagai varian warna sudah dapat ditemukan
sesuai rasanya. Kini Bika dibuat dalam rasa pandan, namun ada juga yang
mengembangkannya dalam varian rasa lain, seperti, durian, keju, cokelat.
Kawasan yang banyak penjual Bika Ambon adalah Kawasan Jalan Majapahit.
Kawasan Jalan Majapahit sangat ramai menjual Bika Ambon sejak 1980-an
dan menjadi pusat penjualan Bika Ambon di Medan. Pada 1970-an, Bika
Ambon selalu dihidangkan sebagai kudapan menikmati es krim.
Nama Bika Ambon memang unik. Meski ada kata Ambon pada namanya, namun
bukan berarti kue Bika Ambon berasal dari ibukota Provinsi Maluku
tersebut. Kehadiran Bika Ambon yang berbeda nama dan lokasi asal menuai
banyak kontroversi. Bika Ambon yang memang sangat nikmat ini kemudian
menjadi sangat populer di Medan dan menjadi fenomenal hingga banyak
cerita tentang asal muasal Bika Ambon.
Dalam buku Bunga Angin Portugis di Nusantara, Jejak-jejak Kebudayaan
Portugis di Nusantara (2008) karya Paramita R Abdurrahman, disebutkan
bahwa salah satu peninggalan Portugis di Maluku adalah tradisi kuliner.
Di antara berbagai jenis kuliner yang diperkenalkan kepada penduduk
setempat, satu di antaranya adalah bika. Namun tak ada yang bisa
menjelaskan bagaimana kue tersebut dibawa atau diperkenalkan oleh orang
Ambon ke Medan, atau bagaimana ia bisa bernama Bika Ambon.
Beberapa Cerita Tentang Asal Mula Bika Ambon
Cerita yang pertama mengatakan, Bika Ambon dinamai demikian karena
tempat pertama kali dijual dan popularnya Bika Ambon adalah di simpang
Jl. Ambon Sei Kera Medan. Kemudian sumber lain mengatakan, nama Bika
Ambon berasal dari seorang warga Ambon yang merantau ke Malaysia dengan
membawa kue bika. Setelah tahu rasanya enak, orang tersebut tidak
kembali ke Ambon lagi, tetapi singgah di Medan. Sehingga sejak empat
puluh tahun lalu Bika Ambon jadi sangat terkenal di Medan.
Cerita yang lain lagi mengatakan, bahwa dahulu ada sebuah daerah bernama
Amplas yang kemudian dibagi menjadi dua wilayah, barat dan timur
sungai. Sebelah barat sungai sering disebut dengan “pabrik” karena
terdapat pabrik pengolahan latex, dan sebelah timur sungai sering
disebut dengan “kebon” karena terdapat barak atau perumahan buruh dan
kebun tembakau serta cacao. Bika Ambon diceritakan diperkenalkan oleh
seorang buruh transmigran dari jawa yang membuat kue Bika Ambon dan
memasarkannya di Medan. Pada waktu itu, jarak dari Amplas ke Medan
ditempuh dalam waktu setidaknya 1 sampai 2 jam dan tempat pemasarannya
adalah Kesawan, Perniagaan, Kereta Api, dan sekitarnya. Hasilnya,
orang-orang Belanda sangat menyukai rasa kue tersebut. Hal ini kemudian
membuat seorang pedagang keturunan Tionghoa berinisiatif untuk membantu
memasarkan dan bekerja sama dalam pemasaran Bika Ambon yang dibuat oleh
buruh tersebut. Akhirnya kehadiran Bika Ambon tersebut sangat laris dan
membuat warga transmigran lainnya juga ikut mengadu untung di bisnis
tersebut. Dan nama Bika Ambon sendiri berasal dari Bika “Amplas-Kebon”
yang diakronimkan menjadi “BIKA AMBON”.
Cerita selanjutnya, dikatakan bahwa semasa zaman Belanda ketika masih
ada di Tanah Deli, seorang Tionghoa melakukan eksperimen dengan sebuah
kue. Ia melakukannya di rumahnya, tidak jauh dari kawasan Jalan
Majapahit, Medan. Setelah matang, kue tersebut lalu dicobakan pada
pembantunya, seorang pria asal Ambon. Pria tersebut sangat menyukai kue
itu, hingga memakannya dengan lahap. Itulah menurut cerita ini mengapa
dinamakan Bika Ambon.
Cerita yang lainnya menganalisa sejarah penamaan Bika Ambon berdasarkan
bahasa. Menurutnya, Ambon bukanlah istilah yang menyatakan nama jalan
tempat Bika Ambon ini populer, asal orang yang membawa Bika Ambon ini,
atau akronim nama daerah asal Bika Ambon, tetapi istilah tersebut dalam
bahasa Medan berarti lembut.
Hingga kini, memang belum ada yang berhasil memastikan sejarah bika
ambon. Artinya, masih ada jejak sosiokultur yang belum tersibak pada
sepotong kue bika ambon ini. Dan, ini menarik untuk ditelusuri.
Saat ini, selain untuk oleh-oleh khas Medan, Bika Ambon juga sering kali
dijadikan untuk sajian Lebaran. Bika Ambon memang sangat pas jika
disajikan sebagai suguhan bagi para tamu. Meski untuk membuatnya
dibutuhkan waktu yang panjang, hingga selama satu malam atau 12 jam,
namun rasanya akan terbayarkan oleh kelegitan dan kenikmatan Bika Ambon.
Selain proses mendiamkan adonan yang cukup lama, juga perlu Anda
perhatikan dalam pembuatan resep Bika Ambon adalah saat
pemanggangannya.
Beberapa toko yang jual bika ambon ini di Medan seperti bika ambon zulaikha,
dan beberapa tempat banyak yang menjual dengan harga yang relatif
murah. Dengan adanya sajian Bika Ambon Kukus ini sebagai santapan
kuliner yang sangat dicari-cari, selain bisa membelinya, namun Anda juga
bisa membuat kue bika ambon ini. Berikut CeritaMedan menyajikan resep
serta cara bagaimana membuat kue bika ambon yang enak.
Resep Cara Membuat Kue Bika Ambon
Awal proses pemanggangan, buka tutup oven hingga permukaan adonan Bika
Ambon mengembang dan berongga-rongga. Setelah itu, tutup pintu oven dan
gunakan api atas saja.
Pemilihan bahan juga berpengaruh pada keberhasilan pembuatan Bika Ambon.
Agar kue Bika Ambon berminyak dan tidak bantat, gunakan santan kelapa
segar dari buah kelapa yang sudah cukup tua. Jangan menggunakan santan
kental instan karena kue akan menjadi kering dan bantat.
Bahan Membuat Bika Ambon
- Bahan Utama yang harus disiapkan adalah 300 gram Tepung Sagu dan 100 gram tepung terigu yang biasa digunakan untuk membuat roti, yaitu yang memiliki kadar protein sedang. Untuk merek nya, tergantung selera.
- 200 mililiter air kelapa yang di ambil dari kelapa segar.
- 11 gram ragi instant untuk pengembang.
- 600 ml Santan. Lebih baik digunakan santan asli yang diambil dari buah kelapa yang tua. Gunakan yang santan kentalnya saja agar hasilnya lebih legit.
- 15 butir besar sampai 18 butir kecil telur ayam. Pisahkan putih telurnya dan ambil kuning telurnya saja.
- 1 sendok kecil atau 1 sendok teh vanili.
- 1 sendok kecil atau 1 sendok teh garam dapur.
- 450 gram gula pasir putih. Jangan menggunakan gula pasir kuning yang berwarna agak gelap, karena hasilnya nanti akan tercium aroma tebu.
Cara Pembuatan Bika Ambon
- Ambil satu wadah yang ukurannya sedang. Campurkan 100 gram tepung terigu dan ragi instan. Aduk sampai kedua bahan tersebut tercampur dengan sempurna.
- Masukkan sedikit demi sedikit 200 ml air kelapa segar ke dalam adonan yang pertama, sambil tetap di aduk pelan pelan. Pastikan ketiga bahan tersebut tercampur dan tidak ada gumpalan tepung. Diamkan sebentar atau sekitar 14-16 menit sambil mempersiapkan bahan yang lain.
- Ambil wadah lagi yang ukurannya lebih besar. Masukkan 400 gram gula pasir, 1 sendok garam dan vanili. Campur rata semua bahan tersebut menggunakan spatula. Keempat, masukkan satu persatu sambil di aduk 15 butir telur ayam ke dalam wadah ke dua. Aduk sampai semua bahan tercampur dengan sempurna.
- Kemudian ambil adonan bahan di wadah pertama yang sudah didiamkan selama kurang lebih 15 menit. Campurkan ke adonan di wadah kedua. Aduk sampai rata dan tambahkan 300 gram tepung sagu sedikit demi sedikit sambil tetap diaduk.
- Ambil 600 ml santan kental nya, masukkan sedikit demi sedkit de dalam adonan sambil tetap di aduk. Harap diperhatikan proses pengadukan dan pencampurannya supaya semua bahan bahan di atas bisa menyatu dengan sempurna.
- Untuk memastikan semua bahan tercmapur, saring adonan tadi menggunakan saringan dapur.
- Diamkan selama kurang lebih 2 jam supaya hasil jadi Kue Bika Ambonnya nanti mengembang dan keluar bentuk sarang tawonnya.
- Panaskan oven terlebih dahulu.
- Ambil loyang atau cetakan yang lain dan olesi minyak sedikit untuk menghindari kuenya lengket ke loyangnya.
- Masukkan semua adonan terakhir yang sudah di saring diatas ke dalam cetakannya. Untuk hasil sempurna, yang harus diperhatikan adalah adonan tadi tidak perlu diaduk kembali. Cukup tuangkan ke dalam loyang.
- Setelah dirasa oven sudah cukup panas, masukkan loyang ke dalamnya. Gunakan api sedang dan pintu oven biarkan terbuka sedikit. Hanya untuk menyalurkan hawa panas yang ada di dalamnya. Kalau pintu terlalu terbuka lebar, dikhawatirkan proses pemasakan Bika Ambon Medan lebih lama dan hasilnya tidak sempurna.
- Panggang Bika Ambon tersebut dengan api sedang sekitar 7-13 menit sampai berwarna kuning kecokelatan. Angkat, dan biarkan sebentar hingga dingin.
- Keluarkan dari cetakan, hidangkan. Bika Ambon pun siap untuk dinikmati.
Saat mulai mengolah bika ambon, santan adalah bahan yang pertama kali
disentuh. Sari kelapa tersebut direbus dengan daun jeruk dan daun
pandan. Setelah didinginkan, bahan-bahan lain seperti telur, tepung,
nira, dan gula mulai dimasukkan satu per satu, dan diaduk hingga
membentuk adonan.
Proses pengendapan adonan itu membutuhkan waktu enam jam. Setelah itu,
persiapkan loyang untuk membakar adonan tersebut hingga matang. Aroma
menggoda yang menyeruak akan menjadi penanda matangnya si Bika Ambon.
Tanpa tambahan bahan pengawet, Bika Ambon mampu bertahan hingga 3 hari
dalam suhu ruangan. Setelah itu, biasanya permukaan kue mulai mengering
dan tidak lagi nikmat untuk disantap, karena kadang juga terasa basi.
Oleh sebab itu, jika Anda ingin menyajikan Bika Ambon sebagai hidangan
untuk tamu di hari raya, sebaiknya Anda membuat Bika Ambon satu hari
sebelum hari raya, agar kue Bika Ambon masih segar ketika dihidangkan
pada tamu nantinya.
Membuat Bika Ambon sebenarnya tidaklah sulit, namun memerlukan kesabaran
karena lamanya proses pembuatan, yaitu semalaman. Namun kerja keras
Anda dalam membuat Bika Ambon pasti akan terbayar dengan kenikmatan dan kelegitan rasa yang menggugah selera tersebut. (CM01/Hindah Sumaiyah)
GULAI IKAN
Gulai adalah masakan berbahan baku daging ayam, aneka ikan, kambing, sapi, jeroan, atau sayuran seperti nangka muda dan daun singkong, yang diolah dalam kuah bumbu rempah yang bercitarasa gurih. Ciri khas gulai adalah bumbunya yang kaya rempah antara lain kunyit, ketumbar, lada, lengkuas, jahe, cabai merah, bawang merah, bawang putih, adas, pala, serai, kayu manis dan jintan yang dihaluskan, dicampur, kemudian dimasak dalam santan. Masakan ini yang memiliki ciri khas berwarna kuning karena pengaruh sari kunyit. Makanan ini dianggap sebagai bentuk lain dari kari, dan secara internasional sering disebut sebagai kari ala Indonesia, meskipun dalam seni kuliner Indonesia juga ditemukan kari.
Gulai adalah salah satu jenis hidangan yang tersebar luas di Nusantara,
terutama di Sumatera dan Jawa serta Semenanjung Malaya. Hidangan ini
berasal dari Sumatera sebagai hasil pengaruh dan penerapan seni memasak
India yang kaya akan rempah dan bumbu seperti kari. Gulai adalah salah
satu bumbu hidangan dasar yang paling dikenal dalam Masakan Minangkabau,
kuah gulai yang berwarna kuning ini menjadi bumbu dan memberikan
citarasa bagi berbagai macam hidangan yang disajikan di rumah makan
Padang. Kuah atau bumbu gulai biasanya kental dalam hidangan Minangkabau, Melayu, dan Aceh,
akan tetapi di Jawa kuah gulai lebih cair menjadi semacam sup yang
dihidangkan panas-panas yang berisi daging atau jeroan kambing.
Gulai biasanya disajikan bersama nasi panas, akan tetapi beberapa resep seperti gulai kambing dapat dihidangkan bersama roti canai.
Bagian ikan satu ini ternyata tak lepas dari racikan hidangan masyarakat
Indonesia. Di rumah makan khas Padang, Anda akan menemukan menu gulai
kepala ikan yang cukup populer. Walau dimasak dengan bumbu gulai umum,
cara penyajiannya tak boleh sembarangan.
Kepala ikan banyak disajikan di wilayah Asia seperti Tiongkok dan Indonesia serta Jamaika. Di Indonesia masyarakat Sumatra Barat, Medan, dan Aceh mengolah kepala ikan menjadi gulai dengan berbagai rempah dan bumbu sedap.
Dari beberapa daerah di Sumatra, racikan rasa pedas dan gurih selalu menjadi ciri khasnya. Di Sumbar gulai kepala ikan biasanya menggunakan kepala ikan dari kakap merah dan ikan kerapu. Karena ikan ini tebal dagingnya. Sebelum dimasak, ikan kakap terlebih dahulu dilumuri air jeruk nipis untuk menimalisir bau amis.
Saat ini banyak restoran yang menyajikan kepala ikan utuh dengan mata menghadap keatas. Tapi, ternyata orang lama Minang tidak menyajikan kepala ikan dengan cara itu, ikan harus dibelah bagian tengah hingga bagian dalam kepala ikan terlihat dan mata ikan tidak menghadap ke atas. Hal ini ternyata punya makna tersendiri.
“Masyarakat Minang itu seglala sesuatu dipikirkan dan mempunyai makna dan alasan. Mata itu adalah kehidupan dan jendela hati sehingga bijaksananya kita menyantap ikan tidak dengan menampilkan wajah dan mata ikan menghadap keatas, secara teknis akan lebih menarik melihat daging ikan di dalam daripada bagian mata di luar,” tutur Chef Adzan Budiman selaku culinary advisor film Tabula Rasa kepada DetikFood (18/09/2014).
Pernyataan sama juga diutarakan oleh Reno Andam Suri, wanita kelahiran Padang yang menuliskan buku Rendang Traveler. Di restoran Minang, sebagian besar menyajikan gulai kepala ikan yang sudah dibelah membujur, karena dahulu orang menganggap mata adalah jendela jiwa.
Gulai kepala ikan pastinya tak lengkap tanpa racikan bumbunya yang kental gurih. Bumbu halusnya meliputi bawang, cabai, tomat, kunyit, ketumbar, dan jahe untuk warna gulai yang kuning. Tambahan serai, daun kunyit, daun jeruk, dan lengkuas menambah aroma sedap gulai.
Bumbu ditumis dengan santan lalu kepala ikan pun dimasukkan. Tak perlu waktu lama, ikan yang dimasak sebentar langsung bisa dinikmati bersama sepiring nasi hangat. Jika tidak ingin repot memasak gulai kepala ikan, beberapa restoran di Jabodetabek juga menyajikan hidangan ini, diantaranya Rumah Makan Padang 'Lembah Anai', Padang Express, dan Rumah Makan 'Bahagia' Padang-Medan
Kepala ikan banyak disajikan di wilayah Asia seperti Tiongkok dan Indonesia serta Jamaika. Di Indonesia masyarakat Sumatra Barat, Medan, dan Aceh mengolah kepala ikan menjadi gulai dengan berbagai rempah dan bumbu sedap.
Dari beberapa daerah di Sumatra, racikan rasa pedas dan gurih selalu menjadi ciri khasnya. Di Sumbar gulai kepala ikan biasanya menggunakan kepala ikan dari kakap merah dan ikan kerapu. Karena ikan ini tebal dagingnya. Sebelum dimasak, ikan kakap terlebih dahulu dilumuri air jeruk nipis untuk menimalisir bau amis.
Saat ini banyak restoran yang menyajikan kepala ikan utuh dengan mata menghadap keatas. Tapi, ternyata orang lama Minang tidak menyajikan kepala ikan dengan cara itu, ikan harus dibelah bagian tengah hingga bagian dalam kepala ikan terlihat dan mata ikan tidak menghadap ke atas. Hal ini ternyata punya makna tersendiri.
“Masyarakat Minang itu seglala sesuatu dipikirkan dan mempunyai makna dan alasan. Mata itu adalah kehidupan dan jendela hati sehingga bijaksananya kita menyantap ikan tidak dengan menampilkan wajah dan mata ikan menghadap keatas, secara teknis akan lebih menarik melihat daging ikan di dalam daripada bagian mata di luar,” tutur Chef Adzan Budiman selaku culinary advisor film Tabula Rasa kepada DetikFood (18/09/2014).
Pernyataan sama juga diutarakan oleh Reno Andam Suri, wanita kelahiran Padang yang menuliskan buku Rendang Traveler. Di restoran Minang, sebagian besar menyajikan gulai kepala ikan yang sudah dibelah membujur, karena dahulu orang menganggap mata adalah jendela jiwa.
Gulai kepala ikan pastinya tak lengkap tanpa racikan bumbunya yang kental gurih. Bumbu halusnya meliputi bawang, cabai, tomat, kunyit, ketumbar, dan jahe untuk warna gulai yang kuning. Tambahan serai, daun kunyit, daun jeruk, dan lengkuas menambah aroma sedap gulai.
Bumbu ditumis dengan santan lalu kepala ikan pun dimasukkan. Tak perlu waktu lama, ikan yang dimasak sebentar langsung bisa dinikmati bersama sepiring nasi hangat. Jika tidak ingin repot memasak gulai kepala ikan, beberapa restoran di Jabodetabek juga menyajikan hidangan ini, diantaranya Rumah Makan Padang 'Lembah Anai', Padang Express, dan Rumah Makan 'Bahagia' Padang-Medan
sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Bika_ambon
https://ceritamedan.com/2015/03/sejarah-kenapa-bika-ambon-dari-medan.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Gulai
https://food.detik.com/read/2014/11/12/164358/2746507/297/orang-minang-punya-cara-khusus-menyajikan-gulai-ikan
Komentar
Posting Komentar